Situasi yang rumit ketika harus memilih antara dua hal yang sama-sama penting. Pilih ini, bagaimana dengan yang itu. Kalau pilih yang itu, yang ini bagaimana? Pusing.. Sebuah cerita datang dari seorang sahabat Vemale. Sebut saja namanya Intan. Ia memiliki seorang kekasih, kita panggil saja dia Robby. Baru saja mereka menjalin hubungan namun dua insan ini seperti lupa akan di mana mereka berpijak.
Oleh Dyan Saryani
Pertemuan mereka terjadi karena hal yang sederhana. Seperti orang bilang, cinta itu kadang muncul karena hal yang sederhana. Ya, mungkin karena sebenarnya cinta itu pada hakikatnya adalah hal yang sederhana. Ketika dua hati sudah bersatu dalam satu gebu yang berpadu, apa lagi yang diinginkan selain sebuah komitmen yang semakin menyatukan dua insan menjadi satu? Sayang, hal ini terlihat mustahil.
Orang tua Intan adalah yang pertama tidak memberikan restu kepada hubungan Intan dan Robby. Sebagai anak, Intan mengalami dilematis yang mendalam, antara mematuhi apa yang orang tuanya inginkan atau memilih keinginan cintanya. Hingga ia membuat sebuah keputusan untuk melakukan back street. Entah, ini adalah pilihan yang terbaik menurutnya saat itu. Orang mungkin mengatakan ia terlalu dibutakan oleh cinta.
Berbulan-bulan menjalani backstreet, Robby akhirnya menunjukkan sikap-sikap yang aneh. Ia mulai mengatur Intan secara berlebihan. Intan merasa Robby tidak pernah seprotektif inidengan alasan yang tidak jelas. Bahkan, untuk sekedar hang out dengan teman-temannya saja ia harus meminta izin pada Robby. Intan bagaikan anak kecil yang harus selalu dalam pengawasan orang tua 24 jam sehari.
Awalnya, Intan merasa baik-baik saja karena ia menganggap ini adalah bentuk lain dari perhatian dan kasih sayang Robby. Namun, hati tidak dapat dipungkiri, ada rasa aneh dan insecure. Sayang, ia memilih untuk bertahan karena menurutnya ini adalah resiko dari apa yang sudah ia putuskan dahulu, yaitu memilih mempertahankan cintanya dengan Robby walaupun tanpa restu orang tuanya. Terlebih, lagi-lagi, ia
menganggap rasa aneh yang muncul hanyalah asumsinya saja.
Pernahkah Anda mengalami hal seperti ini, mengalami cinta yang menggebu tapi tanpa restu? Cinta katanya bisa membuat Anda berubah menjadi orang lain, bisa lebih baik atau sebaliknya. Katanya, cinta juga akan menjauhkan Anda dari beberapa hal, bisa hal baik atau juga sebaliknya. Ketika menghadapi sebuah situasi seperti apa yang Intan alami, Anda pasti mengalami proses yang melelahkan. Teruskan atau akhiri memang mudah dipikirkan namun susah untuk dilakukan.
Ada sebuah pepatah mengatakan " If someone is right for you, you will know it" Pepatah ini ada benarnya juga. Anda dan hati Anda pasti tahu siapa yang tepat bersanding dengan Anda. Sayangnya, ketika sudah terbutakan oleh cinta, Anda benar-benar akan buta, mentoleransi hal yang sebenarnya tidak perlu. Anda merasa bahwa ini adalah kata hati Anda yang sebenarnya dan ini adalah apa yang hati Anda inginkan.
Seseorang pernah berkata, rasa tidak nyaman yang muncul adalah pertanda Anda mulai ragu. Dalam kasus Intan, rasa tidak nyaman ini muncul karena sifat Robby yang over protektif. Sebenarnya, setiap masalah yang timbul bisa dibicarakan dan berujung pada sebuah solusi, tapi apa jadinya jika apa saja alasan dan alibi yang diutarakan malah membuat Anda semakin buta karena cinta? Anda malah akan membetulkan alibi dan tidak percaya dengan insting Anda.
Memiliki sebuah cinta tanpa restu memang sungguh dilematis. Terjebak di dalamnya bahkan adalah perasaan paling tidak enak di dunia. Cinta sejati tidak akan menyiksa Anda, luar dan dalam. Namun, berjuang untuk cinta juga bukan merupakan hal yang salah. Ketika cinta tidak mendapatkan restu, apa jadinya? Backstreet bukan selalu jawaban yang tepat. Cari tahu mengapa restu tidak hadir dalam cinta kalian yang seakan menggebu untuk bersatu. Inilah salah satu sebab Tuhan menciptakan mulut dan telinga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar